Kita telah mengenal pemeriksaan (audit) sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas informasi, baik yang didapatkan maupun yang disampaikan oleh suatu organisasi nirlaba. Tentu saja, penyampaian informasi yang baik ini selain divalidasi oleh seorang auditor ahli, juga didukung oleh pengendalian internal (internal control). Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengendalian internal (internal control) tersebut?
Di dalam suatu organisasi, seorang pemimpin dapat memberikan pengawasan kepada stafnya secara langsung, namun semakin besar suatu organisasi nirlaba, tentu saja penyampaian informasi dan koordinasi menjadi lebih kompleks karena organisasi terbagi menjadi beberapa macam bagian dengan tanggung jawabnya masing-masing, misalnya bagian keuangan, komunikasi, dsb.
Adapun pembagian fungsi dari sebuah organisiasi ini bertujuan agar organisasi dapat bergerak lebih efektif dan para staf dapat mengontrol hasil kerja pada tiap bagian sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing.
Kondisi yang tidak dapat dihindari adalah bertambahnya rentang kendali (span of control) sebagai konsekuensi dari semakin berkembang/besarnya organisasi nirlaba, sehingga dibutuhkan pengelolaan yang tepat, misalnya penggunaan auditor eksternal untuk mengidentifikasi kelemahan yang ditemukan.
Nah, selain menggunakan auditor, metode lain yang dapat digunakan adalah pengendalian internal (internal control) yang dimulai sejak awal kegiatan dilaksanakan. Dengan adanya pengendalian internal ini, segala bentuk transaksi, kualitas hasil, ataupun output diharapkan dapat berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan dihasilkannya informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya oleh semua pihak dalam organisasi nirlaba. Selain itu pengendalian internal juga dapat diterapkan dalam pengelolaan aset, dimana aset yang dicatat adalah benar adanya.
Dengan kata lain, pengendalian internal (internal control) bertujuan untuk memastikan bahwa sistem dan prosedur yang sudah ditetapkan oleh organisasi nirlaba dipatuhi. Pengendalian internal ini juga digunakan untuk mengidentifikasi apabila terdapat permasalahan dalam tingkat operasioanal, termasuk dalam koordinasinya dengan para stakeholder.
Oleh karena itu, organisasi nirlaba perlu merancang suatu pengendalian internal, dengan tujuan utamanya sebagai berikut
- Menjaga aset atau harta kekayaan organisasi.
- Memeriksa dan mengidentifikasi keunggulan data akuntansi.
- Mendorong efisiensi dalam operasional organisasi
- Mendorong kepatuhan para staf terhadap kebijakan yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Dalam perkembangannya, pengelolaan keuangan organisasi erat kaitannya dengan tujuan pertama (menjaga aset organisasi) dan tujuan kedua (data akuntansi), kaitan antar keduanya ini kerap disebut sebagai pengendalian akuntansi (accounting control).
Sedangkan tujuan ke-tiga dan ke-empat lebih dikenal dengan pengendalian administratif (administative control).
Melihat dari pentingnya peranan pengendalian internal dalam suatu organisasi nirlaba, maka secara sedehana pengendalian internal didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan bantuan dan jaminan bagi pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, organisasi nirlaba yang mengaplikasikan pengendalian internal (internal control) memiliki komponen yang jelas seperti;
- Penetapan kebijakan-kebijakan dalam semua aspek organisasi
- Penetapan prosedur-prosedur untuk menjamin pelaksanaan dan dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan.
Untuk memenuhi komponen tersebut, dibutuhkan unsur-unsur utama dalam pengendalian internal, diantaranya:
- Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian yang baik, akan menunjang praktek-praktek keuangan yang sehat, demikian juga sebaliknya. Bila lingkungan pengendalian tidak baik, maka akan terlihat dari sikap dan tindakan yang diambil dalam pengelolaan organisasi sehari-hari.
- Sistem akuntansi
Sistem akuntansi merupakan serangkaian prosedur dan formulir yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Sistem akuntansi disusun dengan memperhatikan beberapa kaidah standar akuntansi. Tujuan akhirnya adalah memproduksi laporan keuangan dan laporan lainnya. Oleh karena itu sistem akuntansi disebut sebagai panduan dalam memproses transaksi menjadi informasi.
- Prosedur pengendalian.
Prosedur merupakan panduan bagi setiap pelaksana di lapangan dan telah disesuaikan dengan kondisi yang ada, biasanya melingkupi pemisahan tugas, otorisasi, perancangan dan penggunaan dokumen, pengendalian aset organisasi hingga kontrol pada pihak independen.
Dengan mengetahui pengertian dari pengendalian internal dan berbagai aspek pendukung ini, kita dapat melihat pentingnya pengendalian internal sebagai salah satu cara untuk tercapainya tujuan organisasi.
good article, thanks
BalasHapus